Gunung Api
Gunungapi
atau sering disebut gunung berapi adalah bukit atau gunung yang mempunyai
lubang kepundan sebagai tempat keluarnya magma dan atau gas ke permukaan bumi.Indonesia mempunyai 129 buah gunungapi aktif atau sekitar 13% dari gunungapi aktif didunia. Seluruh gunungapi tersebut berada dalam jalur tektonik yang memanjang mulai dari Pulau-pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Kep. Banda, Halmahera dan Kep. Sangir Talaud yang menempati seperenam dari luas daratan Nusantara. lebih dari 10% populasi penduduk berada dikawasan rawan bencana gunungapi. Selama 100 tahun terakhir lebih dari 175 ribu manusia menjadi korban akibat letusan gunungapi.
Salah satu upaya penanggulangan terhadap dampak bahaya letusan gunungapi dengan tujuan meminimalkan bencana yang mungkin terjadi dibuat Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunungapi. Peta tersebut digunakan oleh Pemda setempat dan masyarakat sebagai petunjuk dalam usaha penyelamatan diri dari ancaman bahaya letusan gunungapi. Disamping itu, peta ini dapat dijadikan acuan dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah di suatu kawasan gunungapi. Pengamatan gunungapi berupa penyelidikan dan pemantauan merupakan suatu upaya untuk mengetahui sifat serta ciri erupsi dan tingkat kegiatan gunungapi.
Gunungapi selain dapat menimbulkan bencana, juga dapat memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia. Manfaat tersebut berupa sumberdaya bahan galian, sumberdaya energi dan sumberdaya lingkungan yang dapat diupayakan untuk kesejahteraan umat manusia.
STRUKTUR GUNUNG API
Magma
Magma adalah cairan silikat pijar bersuhu antara 9000 sampai dengan 14000 yang terdapat di dalam bumi di bawah tubuh gunungapi.
Kawah Utama
Lubanga erupsi berdiameter kurang dari atau sama dengan 2 km yang terletak di bagian puncak gunungapi, sebagai hasil erupsi pusat.
Pipa Kawah
Suatu lubang/rekahan yang merupakan bidang lemah pada kerak bumi, tempat magma menerobos ke permukaan bumi (terjadinya erupsi gunungapi).
Kawah samping
Lubang erupsi berdiameter kurang dari datau sama dengan 2 km yang terletak di bagian lereng tubuh gunungapi, sebagai hasil erupsi samping.
Kerucut Parasit
Kerucut yang terbentuk dari akumulasi material hasil erupsi di luar kawah utama, yang terletak di bagian tubuh gunungapi dengan ukuran lebih kecil dari kerucut gunungapi utamanya.
Leleran Lava
Lava
yang mengalir dari lubanga kawah, sebagai akibat magma yang keluar ke permukaan
bumi secara efusi.
Gunung berapi
Gunung berapi Mahameru atau
Semeru di belakang. Latar depan adalah kaldera Bromo, Jawa Timur,
Indonesia.
Letusan gunung berapi dapat berakibat buruk
terhadap margasatwa
lokal, dan juga manusia.
Meskipun memang agak susah untuk mendefinisikan apa itu gunung
berapi atau gunung api, namun secara umum istilah tersebut dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas
(batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan
bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material
yang dikeluarkan pada saat dia meletus.Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah Kuwu, Purwodadi, Jawa Tengah. Masyarakat sekitar menyebut fenomena di Kuwu tersebut dengan istilah Bledug Kuwu
Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik.
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin bertukar menjadi separuh aktif, menjadi padam, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu menjadi padam dalam waktu 610 tahun sebelum bertukar menjadi aktif semula. Oleh itu, sukar untuk menentukan keadaan sebenarnya sesuatu gunung berapi itu, apakah sesebuah gunung berapi itu berada dalam keadaan padam atau telah mati.
Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kemusnahan oleh gunung berapi disebabkan melalui pelbagai cara seperti berikut:
- Aliran lava.
- Letusan gunung berapi.
- Aliran lumpur.
- Abu.
- Kebakaran hutan.
- Gas beracun.
- Gelombang tsunami.
- Gempa bumi.
A
- Gunung Agung, di Pulau Bali
- Gunung Abang, di Pulau Bali
- Gunung Anjasmara, di Jawa Timur
- Gunung Argopuro, di Jawa Timur
- Gunung Arjuno, di Jawa Timur
- Gunung Aseupan, di Banten
- Gunung Awu, di Sulawesi Utara
B
- Bur Ni Telong, di Nad
- Gunung Balease, di Sulawesi Barat
- Gunung Baluran, di Jawa Timur
- Gunung Bandahara, di NAD
- Gunung Batok, di Jawa Timur
- Gunung Batur, di Bali
- Gunung Batutara, di Laut Flores
- Gunung Batusibela, di Maluku Utara
- Gunung Bawakaraeng, di Sulawesi selatan
- Gunung Bromo, di Jawa Timur
- Gunung Bukitunggul, di Jawa Barat
- Gunung Burangrang, di Jawa Barat
- Gunung Botto Kabobong, di Sulawesi selatan
C
- Gunung Cikurai, di Jawa Barat
- Gunung Ciremai, di Jawa Barat
- Gunung Dempo, di Sumatera Selatan
G
- Gunung Galunggung, di Jawa Barat
- Gunung Gamalama, di Ternate Ma-lut
- Gunung Gamkonora, di Maluku Utara
- Gunung Gede, di Jawa Barat
[sunting] H
- Gunung Halimun, di Banten
[sunting] I
- Kawah Ijen, di Jawa Timur
[sunting] J
- Puncak Jaya di Papua
[sunting] K
- Gunung Kabaena, di Pulau Kabaena, Sulawesi Tenggara
- Gunung Karang, di Banten
- Gunung Kelud, di Jawa Timur
- Gunung Kerinci, di Sumatera Barat
- Gunung Krakatau, di Selat Sunda
[sunting] L
- Gunung Lasem, di Rembang Jawa Tengah
- Gunung Leuser, di NAD
- Gunung Lawu, di Jawa Timur
[sunting] M
- Gunung Malabar, di Jawa Barat
- Gunung Marapi, di Sumatera Barat
- Gunung Merapi, di Jawa Tengah
- Gunung Merbabu, di Jawa Tengah
- Gunung Muria, di Jawa Tengah
- Gunung Mekongga, di Sulawesi Tenggara
[sunting] P
- Gunung Pangrango, di Jawa Barat
- Gunung Papandayan, di Jawa Barat
- Gunung Patuha, di Jawa Barat
- Gunung Penanggungan, di Jawa Timur
- Gunung Perkison, di NAD
- Gunung Pesagi, di Lampung
- Gunung Pesawaran, di Lampung
- Gunung Prahu, di Jawa Tengah
- Gunung Pulasari, di Banten
[sunting] R
- Gunung Raung, di Jawa Timur
- Gunung Rinjani, di NTB
- Gunung Rajabasa, di Lampung
[sunting] S
- Gunung Salak, di Jawa Barat
- Gunung Sanggabuana, di Jawa Barat
- Gunung Semeru, di Jawa Timur
- Gunung Seminung, di Lampung
- Gunung Sibayak, di Sumatra Utara
- Gunung Sibuatan, di Sumatera Utara
- Gunung Sihapuabu, di Sumetera Utara
- Gunung Sinabung, di Sumatera Utara
- Gunung Slamet, di Jawa Tengah
- Gunung Seblat, di Bengkulu
- Gunung Singgalang, di Sumatera Barat
- Gunung Sago, di Sumatera Barat
- Gunung Sumbing, di Jawa Tengah
- Gunung Sundoro, di Jawa tengah
[sunting] T
- Gunung Talamau
- Gunung Talang, Sumatra Barat
- Gunung Tambora, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat
- Gunung Tampomas, Sumedang, Jawa Barat
- Gunung Tandikat, Sumatra Barat
- Gunung Tanggamus, di Lampung
- Gunung Tangkuban Parahu, di Jawa Barat
[sunting] W
- Gunung Welirang, Jawa Timur
- Gunung Wilis, di Jawa Timur
- Gunung Wayang, di Jawa Barat
[sunting] Berdasarkan letak
[sunting] Gunung di Irian
- Gunung Jaya - Puncak Jaya merupakan sebuah gunung yang terdapat di provinsi Irian Jaya, Indonesia. Puncak Jaya mempunyai ketinggian setinggi 4884m. Puncak Jaya adalah gunung tertinggi di Indonesia.
[sunting] Gunung di Jawa
- Gunung Anjasmara (2.277 m)
- Gunung Argapura (3.088 m)
- Gunung Arjuno (3.339 m)
- Gunung Bromo (2.392 m)
- Gunung Bukit Tunggul (2.208 m)
- Burangrang (2.057 m)
- Gunung Cereme (3.078 m)
- Gunung Cikuray (2.818 m)
- Gunung Galunggung (2.167 m)
- Gunung Gede (2.958 m)
- Gunung Guntur (2.249 m)
- Gunung Karang (1.245 m) sekitar 40 KM selatan Pandeglang
- Gunung Kembar I (3.052 m)
- Gunung Kembar II (3.126 m)
- Gunung Lasem (806 m) Rembang Jawa Tengah
- Gunung Lawu (3.245 m)
- Gunung Semeru (3.676m) gunung tertinggi di pulau Jawa dan gunung berapi ketiga tertinggi di Indonesia
- Gunung Malabar (2.343 m)
- Gunung Masigit (2.078 m)
- Gunung Merapi (2.911 m)
- Gunung Merbabu (3.145 m)
- Gunung Muria (1.602 m)
- Gunung Pangrango (3.019 m)
- Gunung Papandayan (2.665 m)
- Gunung Patuha (2.386 m)
- Gunung Penanggungan (1.653 m)
- Gunung Raung (3.332 m)
- Gunung Salak (2.211 m)
- Gunung Slamet (3.432 m)
- Gunung Sumbing (3.336 m)
- Gunung Sundara (3.150 m)
- Gunung Tangkuban Perahu (2.084 m)
- Gunung Ungaran (2,050 m)
- Gunung Wayang (2.181 m)
- Gunung Welirang (3.156 m)
- Gunung Wilis (2.552 m)
[sunting] Gunung di Kalimantan
- Gunung Palung (1.116 m) Kalimantan Barat
- Gunung Raya (2.278 m) Kalimantan Tengah
- Gunung Liangpran (2.240 m) Kalimantan Timur
- Gunung Halau (1.892 m) Kalimantan Selatan
[sunting] Gunung di Sulawesi
- Gunung Awu (1.320 m) Kepulauan Sangihe
- Gunung Lokon (1.689 m)
- Gunung Klabat
- Gunung Mekongga (2.620 m)
- Gunung Mahawu
- Gunung Bawakaraeng (2.705 m)
- Gunung Latimojong (3.680 m)
[sunting] Gunung di Sumatra
- Gunung Dempo (3159 m) Sumatra Selatan
- Gunung Kerinci (3.805 m) Jambi gunung tertinggi di Sumatra, kedua di Indonesia dan gunung berapi tertinggi di Indonesia
- Sibayak (2.212 m) Sumatra Utara
- Gunung Pesagi (2.262 m) Lampung
- Gunung Singgalang (2.877 m) Sumatra Barat
- Gunung Marapi (2,891.3 m) Sumatra Barat
- Gunung Talamau (2,912 m) Sumatra Barat
- Gunung Tandikat (2438 m) Sumatra Barat
- Gunung Leuser (3172 m) NAD
- Gunung Perkison (2300 m) NAD
[sunting] Tempat lainnya
- Gunung Agung (3.142 m) di Bali
- Gunung Batusibela (2.111 mdpl) di pulau Bacan kepulauan Maluku
- Gunung Rinjani (3.726 m) di Lombok, gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia
- Gunung Tambora (2.850 m) di pulau Sumbawa
- Krakatau di Selat Sunda
- Gunung Pangrango (3019 m) di puncak,Gunung tertinggi ke 2 di Jawa barat
Faedah dari gunung berapi
Sesebuah gunung berapi bukan sahaja membawa
kemusnahan, tetapi juga mampu memberikan faedah kepada penduduk sekitarnya
selepas bahaya letupan gunung berapi telahpun berakhir. Sesebuah gunung berapi
mampu memberikan faedah kepada penduduk dengan cara berikut :-
Tanih yang terbentuk daripada letusan gunung
berapi lava bes kaya dengan pelbagai mineral. Tanih gunung berapi ini
sangat sesuai untuk kegiatan pertanian. Contohnya seperti di Dataran Tinggi
Deccan di India subur untuk tanaman kapas. Di Jawa, kawasan gunung berapi
diteres untuk tanaman padi. Mata air panas dan geiser gunung berapi boleh digunakan untuk menghasilkan tenaga geotermal. Paip akan ditanam jauh ke dalam tanah untuk memanaskan air untuk menghasilkan wap bagi menjalankan turbine dan seterusnya menghasilkan kuala eletrik.
Mata air panas juga dipercayai boleh mengubati penyakit kulit. Mata air panas juga juga menjadi tarikan kepeda pelancong. Mata air panas dan geiser banyak terdapat di Daerah Rotorua diNew Zealand, Yellowstone di Amerika Syarikat, Pulau Jawa-Indonesia dan Jepun.
Aktiviti gunung berapi membentuk genahaqr (kawah gunung berapi) yang amat besar. Genahar ini akan mewujudkan tasik-tasik yang besar dan luas. Contohnya Danau Toba di Sumatera dan Tasik Crater di Amerika Syarikat. Tasik genahar ini menjadi daya tarikan pelancong.
Gunung berapi bawah laut dan di pinggir laut juga mampu membentuk tanah baru hasil magma yang keluar dari perut bumi dan masuk kelaut. Sebagai contoh, kepulauan Hawai terbentuk daripada aktiviti gunung berapi yang terletak di Rabung Tengah Atlantik. Gunung berapi ini mengeluarkan magma, dengan itu membentuk kepulauan yang boleh didiami oleh manusia.
Gunung Berapi di Indonesia
Selasa, 05 Agustus
2008 08:11 Khatulistiwa
Gunung
Api atau yang lebih lazim di sebut dengan gunung berapi, merupakan gunung yang
masih aktif melakukan aktivitas letusan atau suatu permukaan bumi yang menonjol
yang mempunyai kekuatan dari dalam untuk mengeluarkan material yang terkandung
di dalamnya yang di sertai dengan awan panas. Letusan gunung api sudah lama
dikenal. Penemuan Fosil manusia purba yang tertimbul oleh batuan sisa gunung
api yang pernah meletus pada jaman dahulu dapat menjadi suatu bahan bukti akan
hal tersebut.Letusan gunung api merupakan suatu gejala alam yang menakutkan dan amat berbahaya. Kepunahan sekelompok manusia dan kehidupannya pada masa lampau seringkali di sebabkan bencana alam yang hebat, diantaranya gunung api. Hal ini ditunjukkan ditemukannya fosil-fosil manusia purba dan peninggalan- peninggalan zaman purbakala yang tertumpuk batuan dan tanah.
Walaupun gunung api merupakan sumber dari bahaya yang besar, yang merugikan tetapi di lain hal gunung api juga memberi banyak manfaat. Lapukan batuan gunung api mendatangkan kesuburan bagi tanaman. Mineral-mineral yang masih segar yang membawa abu gunung api, seolah-olah merupakan pupuk yang tak henti-hentinya ditabur dari langit. Selain kesuburan tanah, gunung api juga mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia, antara lain;
A. Sebagai tempat wisata
Gunung api mampu menyuguhkan kepada kita keadaan alam yang unik. Topografinya yang menjulang memberikan kepada kita pemandangan yang luas didaerah sekitarnya. Contohnya Gunung Bromo, Matahari terbit disini amat menakjubkan karena dapat dipandang lepas dari ketinggian, lalu dipuncak gunung api kita bisa menyaksikan alam yang gersang, berbatu - batu, alam yang keras. Sangat berbeda dengan pemandangan yang lembut, yang terdapat di sekitarnya. Dikaki dan lereng gunung api lubang kawah yang menganga yang ditingkahi dengan letupan - letupan yang tak kenal henti membuat setiap insan bergetar, bau belerang yang menyeruak kesegaran hawa pegunungan akan memberikan kenangan tersendiri kepada setiap pendaki atau wisatawan.B. Sebagai Tempat Petualangan
Menjelajahi gunung api memang banyak resiko batuan yang tajam terkadang dapat merenggut nyawa dan itulah tantangan bagi pendakian gunung api. Petualangan digunung api di Indonesia masih memerlukan pengembangan karena masih sering terdengar pemuda - pemuda kita yang tersesat dalam petualangan menjelajahi gunung api antara lain Gunung Gede - Pangrango, Gunung Salak, Gunung Semeru, Gunung Ceremai atau Gunung Slamet seringkali menjadi berita karena telah menelan korban.Gunung api memang bisa buas bila kita tidak siap berkawan dengannya, bukan saja pengetahuan dan kemampuan fisik yang cukup, tetapi juga lapangannya disiapkan termasuk kebutuhan-kebutuhan berpetualang di gunung api.
C. Sebagai pengobatan dan tempat peninggalan sejarah
Air panas acapkali terdapat disekitar gunung api, oleh karena panas gunung api merambat kedalam air tanah. Dalam perjalannya ke permukaan air yang panas tersebut melarutkan berbagai mineral yang berguna untuk kesehatan. Air panas yang keluar dapat dipergunakan untuk pengobatan berbagai macam penyakit antara lain koreng sampai kolesterol, tetapi sebelum berendam di air panas gunung api harus tetap waspada akan kandungan racun yang ada.
Jumlah gunung api aktif = 129 bh
Jumlah gunung api yang meletus dalam 400 th terahkir = 70 bh
Luas daerah yang terancam = 16.670 km
Jumlah jiwa yang terancam = 5.000.000 orang
Jumlah gunung api yang meletus dalam 400 th terahkir = 70 bh
Luas daerah yang terancam = 16.670 km
Jumlah jiwa yang terancam = 5.000.000 orang
Penyebaran Gunung Api di Indonesia
Sumatra : 30 buah
Jawa : 35 buah
Bali dan Nusa Tenggara: 30 buah
Maluku : 16 buah
Sulawesi : 18 buah
Jumlah : 129 buah
Letusan gunung api dapat merubah jalannya sejarah dan
mempengaruhi kebudayaan manusia, misalnya Gunung Merapi di Jawa Tengah yang
meletus hebat pada tahun 1806, telah memporak - porandakan kerajaan mataram.
Semua anggota kerajaan meninggal dunia. Dalam musibah itu dapat mengalihkan
letak kerajaan dan menjadikan kerajaan yang baru, demikian letusan Gunung
Kelud. Banyak peninggalan kejayaan masa lalu terkubur dalam batuan gunung api,
candi - candi banyak di gali di sekitar Gunung Merapi, Gunung Kelud juga
merupakan saksi bisu sejarah kerajaan Majapahit.Sumatra : 30 buah
Jawa : 35 buah
Bali dan Nusa Tenggara: 30 buah
Maluku : 16 buah
Sulawesi : 18 buah
Jumlah : 129 buah
Selain peranan penting diatas gunung api juga mendorong IPTEK di Indonesia. Penyebaran gunung api di Indonesia merentang sepanjang 700 Km dari Aceh sampai di Sulawesi utara melalui Bukit barisan, Pulau Jawa, Nusa Tenggara dan Maluku.
Sejumlah 129 buah gunung api ini bergantian meletus sepanjang sabuk gunung api ini dan menewaskan hampir 5 juta penduduk yang bermukim di sekitar daerah bahaya. Letusan gunung api dapat berupa awan pijar, bom pijar, pasir, debu dan lahar serta gas - gas beracun.
Pada umumnya suatau daerah yang terancam bahaya gunung api di seluruh Indonesia dapat di perkirakan oleh jawatan Vulkanologi. Berikut jumlah prakiraan jumlah penduduk yang terancam oleh gunung api. Dari gambaran di atas tampak bahwa Pulau Jawa memiliki gunung api terbanyak dan bila hal ini di bandingkan dengan luas Pulau Jawa yang hanya 7 % dari seluruh dataran Indonesia serta jumlah penduduknya yang padat yaitu lebih kurang 70 % dari seluruh penduduk Indonesia, maka dapat di fahami bahwa tingkat bahaya gunung api di Pulau Jawa relatif lebih besar.
Untuk menentukan pemilihan Prioritas pengamatan gunung api di Indonesia dapat di bagi dalam 3 (tiga) golongan yang di dasarkan pada tingkat aktivitasnya, antara lain;
A. Golongan A yaitu gunung api yang
pernah meletus atau memperlihatkan kenaikan aktivitas magnetik di hitung sejak
tahun 1680, jumlahnya 76 buah.
B. Golongan B yaitu Gunung api yang memperlihatkan aktivitas fumarola tetapi sejak tahun 1600 tidak meletus, jumlahnya 29 buah.
C. Golongan C yaitu Lapangan Solfatara atau fumarola tetapi tidak memperlihatkan bentuk gunung api, jumlahnya 24 buah.
Letusan suatu gunung api dapat menyapu daerah seluas lebih
kurang 10 sampai 20 kilometer di sekitarnya. Bahaya lahar bisa mencapai puluhan
kilometer dari pusat letusan. Abu gunung api dapat menyebar sejauh ratusan
kilometer dan mengancam keamanan penerbangan serta mempengaruhi suhu seluruh
muka bumi.B. Golongan B yaitu Gunung api yang memperlihatkan aktivitas fumarola tetapi sejak tahun 1600 tidak meletus, jumlahnya 29 buah.
C. Golongan C yaitu Lapangan Solfatara atau fumarola tetapi tidak memperlihatkan bentuk gunung api, jumlahnya 24 buah.
Pada garis besarnya bahaya gunungapi dapat
dibagi atas bahaya langsung (Primer) dan bahaya Ikutan (sekunder). Bahaya
langsung dapat terjadi karena lemparan batuan seperti lemparan bom, aliran
lava, dan hembusan letusan seperti hembusan awan pijar, gas beracun dan
pekatnya hujan abu. Bahaya ikutan adalah bahaya yang timbul karena aliran
lumpur yang tercampur dengan batuan.
Secara singkatnya ancaman gunung api itu dapat diuraikan lebih lanjut sebagai berikut :
A. Lava
Lava adalah aliran batuan cair yang meleleh karena suhunya tinggi (sampai 1200 0 C). Lava mengalir melalui lereng dan dapat memcapai beberapa kilometer. Semua benda yang di lalui hancur terbakar. Lava dapat melongsor dan menimbulkan awan pijar serta letusan gas (degasing).B. Bom Gunung Api
Bom gunung api dapat terlempar dari pusat letusan sejauh radius 10 Km. Bom ini berukuran dari 10 0C lebih sampai ukuran 1/2 atau 2 sampai 3 m; biasanya panas atau pijar dan dapat menimbulkan kebakaran, baik pada rumah maupun hutan.C. Pasir dan Lapili
Pasir dan lapili adalah lemparan material letusan yang lebih kecil dari bom. Pasir berukuran lebih kecil dari 2 mm sedangkan lapili lebih besar dari pasir sampai berukuran beberapa cm. Selain menghancurkan atap rumah karena bebannya, juga pasir dan lapili dapat menghancurkan hutan dan pepohonan.D. Awan Pijar
Awan Pijar ini adalah Suspensi dari material yang halus yang dihembuskan oleh suatu gunung api dan merupakan campuran yang pekat dari gas uap dan materi yang halus tadi. Di Gunung Merapi, Jawa Tengah awan pijar disebut juga "Wedus Gembel" terjadi karena keluarnya gas dan lemparan material halus dari longsoran kubah yang membara (Jenis Merapi). Awan panas ini mencapai jarak sampai 10 km dari pusat longsoran.E. Abu Gunung Api dan Gas beracun
Abu merupakan lemparan material yang paling halus dari suatu letusan gunung api. Pada umumnya suhunya tidak panas lagi. Kadar gas yang keluar terlampau tinggi dari letusan suatu gunung api dapat pula menyebabkan kematian.Jika kita mendaki suatu gunung api kita dapat mempelajari bahan - bahan tersebut di Dinas Vulkanologi yang memantau gunung api tersebut.
Inilah sekelumit tentang gunung api di Indonesia baik bahaya dan manfaatnya. Karena kita sering mendaki atau melihat pemandangan di sekitarnya sudah barang tentu kita harus mempunyai pengetahuan tentang ke gunung api dan saya berharap tulisan ini dapat membantu anda untuk mengetahui tentang gunung berapi yang akan kita jadikan arena petualangan pendakian
Sejarah
Eropsi Merapi
Berdasarkan sejarah, Gunung Merapi mulai tampil sebagai gunung api
sejak tahun 1006, ketika itu tercatat sebagai letusannya yang pertama (Data
Dasar Guungapi Indonesia, 1979). Sampai Letusan Februari 2001, sudah tercatat
meletus sebanyak 82 kejadian. Secara rata-rata Merapi meletus dalam siklus
pendek yang terjadi setiap antara 2 – 5 tahun, sedangkan siklus menengah
setiap 5 – 7 tahun. Siklus terpanjang pernah tercatat setelah mengalami
istirahat selama >30 tahun, terutama pada masa awal keberadaannya sebagai
gunungapi. Memasuki abad 16 catatan kegiatan Merapi mulai kontinyu dan
terlihat bahwa, siklus terpanjang pernah dicapai selama 71 tahun ketika jeda
antara tahun 1587 dan kegiatan 1658.
Eropsi Gunung Merapi selalu dilalui dengan proses yang panjang
yang dimulai dengan pembentukan kubah, guguran lava pijar, awanpanas yang
secara definisi
sesungguhnya awal dari erupsi tipe efusif. Di bawah ini
ditampilkan tabel yang memuat waktu letusan dan lamanya letusan tersebut yang
dihitung sejak masa awal proses erupsi hingga letusan puncak secara
menyeluruh
Tabel 1. Daftar masa letusan, lamanya kegiatan, dan masa istirahat
Gunung Merapi
sejak tahun 1871 (Suparto S. Siswowidjojo, 1997, disempurnakan)
Referensai Utama Direktorat Vulkanologi Data Dasar Gunung api
Indonesia 1979, B. Voight, R.Sukhyar dan A.D. Wirakusumah Journal of
volcanology and geothermal research Volume 100, 2000, J.A. Katili, Suparto
S. Pemantauan Gunungapi di Indonesia dan Filipina, 1995
Karakter dan Gejala Letusan
Sejak awal sejarah letusan Gunung Merapi sudah tercatat bahwa tipe
letusannya adalah pertumbuhan kubah lava kemudian gugur dan menghasilkan
awanpanas guguran yang dikenal dengan Tipe Merapi (Merapi Type). Kejadiannya
adalah kubahlava yang tumbuh di puncak dalam suatu waktu karena posisinya
tidak stabil atau terdesak oleh magma dari dalam dan runtuh yang diikuti oleh
guguran lava pijar. Dalam volume besar akan berubah menjadi awanpanas guguran
(rock avalance), atau penduduk sekitar Merapi mengenalnya dengan sebutan
wedhus gembel, berupa campuran material berukuran debu hingga blok bersuhu
tinggi (>700oC) dalam terjangan turbulensi meluncur dengan kecepatan tinggi
(100 km/jam) ke dalam lembah. Puncak letusan umumnya berupa penghancuran
kubah yang didahului dengan letusan eksplosif disertai awanpanas guguran
akibat hancurnya kubah. Secara bertahap, akan terbentuk kubahlava yang baru.
Hartman (1935) membuat simpulan tentang siklus letusan Gunung
Merapi dalam 4 kronologi yaitu:
Kronologi 1.
Diawali dengan satu letusan kecil sebagai ektrusi lava. Fase utama
berupa pembentukan kubahlava hingga mencapai volume besar kemudian berhenti.
Siklus ini berakhir dengan proses guguran lava pijar yang berasal dari kubah
yang terkadang disertai dengan awanpanas kecil yang berlangsung hingga
bulanan.
Kronologi 2.
Kubahlava sudah sudah terbentuk sebelumnya di puncak. Fase utama
berupa letusan bertipe vulkanian dan menghancurkan kubah yang ada dan
menghasilkan awanpanas. Kronologi 2 ini berakhir dengan tumbuhnya kubah yang
baru. Kubah yang baru tersebut menerobos tempat lain di puncak atau sekitar
puncak atau tumbuh pada bekas kubah yang dilongsorkan sebelumnya.
Kronologi 3.
Mirip dengan kronologi 2, yang membedakan adalah tidak terdapat
kubah di puncak, tetapi kawah tersumbat. Akibatnya fase utama terjadi dengan
letusan vulkanian disertai dengan awanpanas besar (tipe St.
Vincent ?). Sebagai fase akhir akan terbentu kubah yang baru.
Kronologi 4.
Diawali dengan letusan kecil dan berlanjut dengan terbentuknya
sumbatlava sebagai fase utama yang diikuti dengan letusan vertikal yang besar
disertai awanpanas dan asap letusan yang tinggi yang merupakan fase yang
terakhir.
Pada kenyataannya, terutama sejak dilakukan pemantauan yang teliti
yang dimulai dalam tahun 1984, batasan setiap kronologi tersebut sering tidak
jelas bahkan bisa jadi dalam satu siklus letusan berlangsung dua kronologi
secara bersamaan, seperti pada Letusan 1984.
Seiring dengan perkembangan teknologi, sejak 1984 ketika sinyal
data dapat dikirim melalui pemancar radio (radio telemetry) sistem tersebut
mulai dipergunakan dalam mengamati aktivitas gunungapi di Indonesia,
termasuk di Gunung Merapi. Dan sejak saat itu gejala awal letusan lebih
akurat karena semua sensor dapat ditempatkan sedekat mungkin dengan pusat
kegiatan tergantung kekuatan pemancar yang dipergunakan, secara normal dapat
menjangkau hingga jarak antara 25 – 40 km.
Hampir setiap letusan Gunung Merapi, terutama sejak diamati dengan
seksama yang dimulai tahun 80-an, selalu diawali dengan gejala yang jelas.
Secara umum peningkatan kegiatan lazimnya diawali dengan terekamnya gempabumi
vulkanik-dalam (tipe A) disusul kemudian munculnya gempa vulkanik-dangkal
(tipe B) sebagai realisasi migrasinya fluida ke arah permukaan. Ketika kubah
mulai terbentuk, gempa fase banyak (MP) mulai terekam diikuti dengan makin
besarnya jumlah gempa guguran akibat meningkatnya guguran lava. Dalam kondisi
demikian, tubuh Merapi mulai terdesak dan mengembang yang dimonitor dengan
pengamatan deformasi.
Sebagai contoh kasus, berikut ini ditampilkan secara lengkap hasil
rekaman seismograf dan tiltmeter yang memonitor kegiatan vulkanik Gunung
Merapi pada Kegiatan 2000-2001.
Daftar Pustaka
Karakteristik Gunungapi, 2000, BPPTK
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar